Terima Kasih Heni… #3

Selepas sholat dzuhur, Hamzah langsung menuju dapur. Di sana Mak Aam sedang memotong-motong sayuran dan mempersiapkan bumbu yang akan dimasak untuk menu sore ini dan besok pagi.

Dengan langkah yang setengah sadar, antara percaya dan tidak. Hamzah memberanikan diri untuk menghampiri Mak Aam dan mengatakan perihal maksud dan tujuan.

Sebuah bros mungil, berbentuk bunga matahari sudah Hamzah siapkan di saku celana hitamnya.

Mak, Jangan bilang-bilang ke yang lain ya.." Hamzah membuka pembicaraan.

Dengan santai Mak Aam menimpalinya “Iya, tenang aja sih.. pokoknya beres sama Mak mah.."

Mak, Hamzah itu gak berani ngomong langsung sama Heni.. Nanti Mak aja yang bilangin ke Heni… " Hamzah tidak yakin dengan idenya.

"Kira-kira, kalau kayak gini pas gak Mak ya?..” Timpal Hamzah

Oh, Itu mah beres atuh.. tenang nanti dibantuin.. Emak dukung kok.." Mak Aam meyakinkan Hamzah.

Hamzah mengeluarkan bros kecil dan mungil itu dari saku celana. Sekejap ia memandangi bros kecil itu dengan penuh serius dan sedikit melamun. Kala itu ia berucap dalam hatinya “semoga berhasil.. tetapi meski nanti tidak berhasil gak apa-apa lah.. yang penting sudah mencobanya..”

Seketika Hamzah menjadi percaya diri dan langsung mantap mengatakakannya kepada Mak Aam.

“Mak, ini bros sebagai tanda Hamzah nembak Heni… Bilangin ke Heni, kalau menerima cinta Hamzah, besok bros ini dipake. Tapi, kalau nolak silakan buang dan jangan dipake… ” Dengan penuh rasa Percaya diri Hamzah mantap mengatakannya.

Ooh begitu.. siap atuh… ” Jwab Mak Aam sambil tersenyum.

Nanti Mak panggil Heninya…" Tambah Mak Aam.

“Jangan buru-buru Mak.. Nanti, kalau Hamzah sudah gak di dapur saja…" Jawab Hamzah dengan cepat.

Setelah menyampaikan maksud dan tujuannya itu, tak berapa lama Hamzah meninggalkan Mak Aam yang sedang asyik memasak sayur bening untuk menu sore ini. Kini hanya suara gemercik air dari kran yang menemani Mak Aam, selepas Hamzah beranjak dari dapur.
***
Hamzah meninggalkan dapur dengan langkah pelan. Rupanya ada sesuatu yang sedikit mengganjal dalam pikirannya. Hingga bayangannya terbang kembali ke kejadian kemarin.

Kala itu ia sedang asyik berjalan, dan benda itu hampir saja terinjak oleh kakinya. Seketika itu juga Hamzah mengambil benda yang berwarna kuning, memiliki warna hitam di tengahnya, dan ada peniti yang ditempelkan dengan lem lilin.

Bros bunga matahari, itulah yang Hamzah temukan sore itu. Seketika itu juga ia ingat betul dengan ide bagaimana cara menyatakan dan mengungkapkan perasaan ini ke Heni. Hamzah tersenyum kecil dan seolah menemukannya.

Sore itu raut wajah Hamzah terlihat begitu berbeda, tampak penuh dengan rasa senang dan bahagia. Ada apakah gerangan? Ide apa yang ia temukan?

Bersambung….

Previous
Next Post »
Thanks for your comment